INTERVENSI GIZI DENGAN PENDEKATAN PEMBERDAYAAN KELUARGA
PROYEK KESEHATAN KELUARGA DAN GIZI
(FHN-ADB)
Secara umum prorek KKG bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi serta menurunkan tingkat kesuburan, terutama keluarga Pra-Sejahtera dan sejahtera –1 di desa tertinggal melalui perubahan perilaku.
Secara khusus tujuan proyek ini adalah :
• Pemberdayaan keluarga dalam bidang kesehatan dan gizi
• Peningkatan ekonomi keluarga
• Penurunan tingkat kesuburan
• Peningkatan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan dasar.
Di bidang gizi proyek ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi melalui perubahan perilaku keluarga, secara operasional kegiatan pemberdayaan keluarga di bidang gizi pada 5 propinsi ( Sumut, Jambi, Bengkulu, Kalsel dan Kalteng) terintegrasi dengan komponen kegiatan lainnya dalam KKG pada tahun 2000. Proyek ini menggunakan pendekatan baru yaitu pendekatan keluarga dimana design program atau kegiatan nya dilakukan secara sistimatis akan menjangkau keluarga , sehingga pukesmas yang selama ini menggunakan pendekatan komunitas perlu melakukan reorientasi sesuai dengan paradigma baru puskesmas.
Dalam hal kaitannya untuk mempercepat proses pemberdayaan masyarakat dan keluarga, kegiatan di bidang gizi yang dikembangkan bermula dari kajian perilaku sadar gizi dan analisis kebutuhan program dilapangan, selanjutnya pengembangan intervensi dilakukan berdasarkan potensi masyarakat yang ada (organisasi/institusi kemsyarakatan, pola ekonomi keluarga ,dll). Untuk menunjang kegiatan pemberdayaan gizi, didukung dengan akses keluarga dalam pelayanan kesehatan , penguatan akses informasi kesehatan dan gizi. Adanya kader keluarga dan TPM yang direkrut dari masyarakat dan keluarga diharapkan akan menjembatani masuknya informasi gizi dalam keluarga.
Beberapa kegiatan gizi yang dilakukan antara laian :
1. Pendekatan KIE interpersonal secara proaktif menjangkau keluarga melalui Pemetaan keluarga Sadar Gizi (kadarzi) yang ditindaklanjuti dengan konseling .
2. Pemberdayaan keluarga/masyarakat untuk menghasilkan makanan balita padat gizi. Kegiatan ini diawali dengan need assessment( potensi bahan lokal serta komitmen Pemda dan masyarakat seperti: penyediaan tempat, daya listrik, sustainability), pelatihan kader dan petugas .
3. KIE Kadarzi melalui pegembangan dan penggandaan media, Kampanye , dll.
4. Peningkatan kemampuan dan ketrampilan petugas terutama dalam :
Pemantauan pertumbuhan balita, Konseling, tatalaksana kasus gizi buruk , Pembuatan MP-ASI berbasis pangan lokal, penyelenggaaran pelayanan gizi (POZI)
Kekuatan
Beberapa hal yang dianggap menjadi kekuatan adalah;
1. Kader keluarga, Tenaga Penggerak Masyarakat (TPM), merupakan potensi untuk mempercepat proses pendidikan gizi.
2. Paket pemberdayaan bidang ekonomi (KUB) merupakan stimulan untuk meningkatkan pendapatan keluarga melalui pengembangan usaha ekonomi bersekala kecil. Diupayakan stimulan berkaitan dengan bidang kesehatan .
3. Puskesmas peduli keluarga merupakan pendekatan pelayanan kesehatan yang pro- aktif menjangkau keluarga (sehat/sakit)
4. IPKS (Indeks Potensi keluarga sehat), merupakan indikator yang merupakan gambaran adanya partisipasi masyarakat (ada 7 indikator), salah satu indikator kadarzi (menimbang anak) termasuk dalam IPKS. IPKS menjadi salah satu sukses Kepala Daerah.
Ke tujuh indikator tersebut adalah :
• Tersedianya air bersih
• Tersedianya jamban keluarga
• Lantai rumah bukan dari tanah
• Bila ada PUS menjadi peserta KB
• Bila punya balita mengikuti kegiatan penimbangan
• Tidak ada anggota keluarga yang merokok
• Menjadi anggota keluarga dana sehat.
5. Badan Penyantun Puskesmas/Badan Peduli Kesehatan Masyarakat , suatu kelompok masyarakat yang mempunyai kepedulian terhadap kesehatan termasuk gizi merupakan mitra kerja puskesmas.
Badan ini diharapkan dapat menyantuni kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.
6. Tiap Kabupaten ada LSM yang diikutsertakan dalam prose pemberdayaan keluarga khususnya dalam pembinaan KUB. Peran TPM terutama dapat memperkuat TPM agar mampu memfasilitasi pemberdayaan keluarga.
7. Paket pemberdayaan di bidang kesehatan dan gizi
Kesimpulan .
1. Hasil pemetaan kadarzi di beberapa tempat menunjukkan adanya perubahan perilaku kadarzi pada keluarga sasaran.
2. Adanya komitmen Pemda untuk sustainabilitas dan replikabilitas kegiatan pembinaan kadarzi, pembuatan makanan balita/MP-ASI padat gizi.
Sumber: www.gizi.net
Minggu, 01 November 2009
Artikel Gizi
Mari Lakukan Pengendalian
Penyakit Jantung Dan Pembuluh Darah
Melalui Pola Makan Bergizi Seimbang
Oleh : Hera Nurlita
Pendahuluan
Perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang tidak sehat dan tidak seimbang karena mengandung kalori, lemak, protein, dan garam tinggi tapi rendah serat pangan (dietary fiber), membawa konsekuensi terhadap kejadian perubahan status gizi menuju gizi lebih dan obes yang secara umum disebut obesitas dan berkembangnya penyakit degeneratif (jantung, diabetes mellitus, kanker, dan hipertensi). Berdasarkan hasil Riskesdas 2007 prevalensi obesitas nasional 19,1%. Pada umumnya perempuan (23,8%) lebih banyak menderita obesitas dibandingkan dengan pria (13,9%). Sedangkan obesitas sentral yang erat kaitannya dengan penyakit degeneratif untuk laki-laki dengan Lingkar Pinggang (LP) di atas 90 cm atau perempuan dengan LP diatas 80 cm dinyatakan sebagai obesitas sentral (WHO Asia –Pasifik, 2005). Prevalensi obesitas sentral tingkat nasional adalah 18,8%.
Data Susenas 2004 tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, menunjukkan bahwa Hampir seluruh penduduk berumur 15 tahun ke atas (99%) kurang mengkonsumsi sayur dan buah, 54% penduduk Indonesia terpapar 3 faktor risiko (merokok, kurang konsumsi sayur dan buah, serta kurang aktifitas fisik). Konsumsi garam meningkat 6,3 g/kapita/ hari tahun dari 5,6 g/kapita/hr (Susenas 1999)
Dalam upaya mengurangi risiko dan menunjang proses penyembuhan penyakit degeneratif termasuk penyakit jantung dan pembuluh darah, peranan pola makan sehat dan gizi seimbang sangat penting. Pengaturan pola makan bagi pengendalian penderita jantung dapat dilakukan dengan mengikuti Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) melalui empat cara :
Cara Pertama :
Konsumsi Makanan Beranekaragam.
Makan makanan beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan seseorang untuk tumbuh kembang menjadi sehat dan produktif.
Makanan anekaragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Makanan sumber zat tenaga seprti beras, jagung, gandum, roti, dan ubi, menghasilkan energi untuk aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang berasal dari bahan makanan nabati seperti kacang-kacangan, tempe, tahu.
Sedangkan yang berasal dari hewan adalah ikan, ayam, susu serta hasil olahannya. Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ tubuh.
Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi minimal harus berasal dari setiap satu jenis makanan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Prinsip idealnya setiap kali makanan, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah). Dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam termasuk sumber makanan berserat cukup (25 gram/hari) seperti padi-padian, kacang-kacangan, sayur dan buah-buahan dapat mencegah atau memperkecil terjadinya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung.
Cara Kedua :
Konsumsi Makanan sesuai Kebutuhan Tubuh.
Makanlah Makanan untuk memenuhi kecukupan energi. Konsumsi energi yang melebihi mengakibatkan kenaikan berat badan, energi yang berlebih disimpan dalam bentuk lemak dan jaringan tubuh lain. Apabila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan obesitas disertai berbagi gangguan kesehatan seperti penyakit hipertensi, penyakit diabetes melitus, penyakit jantung, dll. Kecukupan masukan energi bagi seseorang ditandai oleh berat badan yang normal. Berat badan merupakan petunjuk yang baik untuk mengetahui keadaan gizi dan kesehatan karena itu lakukan penimbangan berat badan secara teratur.
Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Sumber karbohidrat komplek adalah padi-padian,ubi, jagung, singkong, sagu, dll. Batasi sumber karbohidrat sederhana seperti gula sampai dengan 3 – 4 sdm/hari, karena konsumsi gula yang berlebih akan menyebabkan konsumsi energi yang berlebih dan disimpan dalam jaringan tubuh sebagi lemak, akumulasi dalam waktu lama mengakibatkan obesitas.
Cara ketiga :
Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.
Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E, dan K, serta menambah lezatnya hidangan.
Ditinjau dari kemudahan proses pencernaan, lemak terbagi 3 golongan yaitu lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda yang paling mudah dicerna, lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal yang mudah dicerna, dan lemak yang mengandung asam lemak jenuh yang sulit dicerna.
Makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal umumnya berasal dari makanan nabati, kecuali minyak kelapa . makanan sumber asam lemak jenuh umumnya berasal dari hewan. Mengkonsumsi lemak hewani secara berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner. Namun membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko menderita penyakit jantung koroner, karena lemak ikan mengandung asam lemak omega 3. Asam lemak omega 3 berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pembuluh darah.
Cara keempat :
Konsumsi makanan rendah garam dan Tinggi Kalium.
Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram (1 sendok teh) per hari. Konsumsi natrium yang berlebih terutama yang berasal dari garam dan sumber lain seperti produk susu dan bahan makanan yang diawetkan dengan garam merupakan pemicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi yang merupakan risiko untuk penyakit jantung.
Berbeda halnya dengan natrium, kalium (potassium) merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah.
Dengan demikian, konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium. Rasio konsumsi natrium dan kalium yang dianjurkan adalah 1:1. Sumber kalium yang baik adalah buah-buahan, seperti pisang, jeruk, dan lain-lain. Secara alami, banyak bahan pangan yang memiliki kandungan kalium dengan rasio lebih tinggi dibandingkan dengan natrium. Rasio tersebut kemudian menjadi terbalik akibat proses pengolahan yang banyak menambahkan garam ke dalamnya menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam bahan, sehingga cenderung menaikkan tekanan darah.
Cara kelima :
Hindari Minum Minuman Beralkohol.
Minuman beralkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat gizi lain. Kebiasaan minum minuman beralkohol dapat menghambat proses penyerapan zat gizi dan menghilangkan zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi yang penting bagi tubuh sehingga menyebabkan peminum alkohol dapat menderita kurang gizi. Selain itu itu juga menyebabkan penyakit gangguan hati, kerusakan saraf otak dan jaringan di dalam tubuh.
Selamat melakukan Pola makan bergizi seimbang, dan menikmati hidup sehat.
Korespondensi :
Hera Nurlita, SSiT MKes,
Subdit Bina Gizi Klinik – Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes
Jl. H.R. Rasuna Said, Blok X5 kav. 4-9
Gedung Blok C Lnt 8 R-816
Masukan :
DPP PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia)
Ketua Umum : DR. Drs. Arum Atmawikarta, MPH
Sekertariat : Jl. Hang Jebat III Blok F3, Jaksel
Telp. 021- 7397641 - email : dpp_persagi@yahoo.com
Di setiap Provinsi terdapat DPD Persagi Provinsi
Di Kabupaten terdapat DPC Persagi Kabupaten/Kota
Sumber: www.gizi.net
Penyakit Jantung Dan Pembuluh Darah
Melalui Pola Makan Bergizi Seimbang
Oleh : Hera Nurlita
Pendahuluan
Perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang tidak sehat dan tidak seimbang karena mengandung kalori, lemak, protein, dan garam tinggi tapi rendah serat pangan (dietary fiber), membawa konsekuensi terhadap kejadian perubahan status gizi menuju gizi lebih dan obes yang secara umum disebut obesitas dan berkembangnya penyakit degeneratif (jantung, diabetes mellitus, kanker, dan hipertensi). Berdasarkan hasil Riskesdas 2007 prevalensi obesitas nasional 19,1%. Pada umumnya perempuan (23,8%) lebih banyak menderita obesitas dibandingkan dengan pria (13,9%). Sedangkan obesitas sentral yang erat kaitannya dengan penyakit degeneratif untuk laki-laki dengan Lingkar Pinggang (LP) di atas 90 cm atau perempuan dengan LP diatas 80 cm dinyatakan sebagai obesitas sentral (WHO Asia –Pasifik, 2005). Prevalensi obesitas sentral tingkat nasional adalah 18,8%.
Data Susenas 2004 tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, menunjukkan bahwa Hampir seluruh penduduk berumur 15 tahun ke atas (99%) kurang mengkonsumsi sayur dan buah, 54% penduduk Indonesia terpapar 3 faktor risiko (merokok, kurang konsumsi sayur dan buah, serta kurang aktifitas fisik). Konsumsi garam meningkat 6,3 g/kapita/ hari tahun dari 5,6 g/kapita/hr (Susenas 1999)
Dalam upaya mengurangi risiko dan menunjang proses penyembuhan penyakit degeneratif termasuk penyakit jantung dan pembuluh darah, peranan pola makan sehat dan gizi seimbang sangat penting. Pengaturan pola makan bagi pengendalian penderita jantung dapat dilakukan dengan mengikuti Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) melalui empat cara :
Cara Pertama :
Konsumsi Makanan Beranekaragam.
Makan makanan beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan seseorang untuk tumbuh kembang menjadi sehat dan produktif.
Makanan anekaragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Makanan sumber zat tenaga seprti beras, jagung, gandum, roti, dan ubi, menghasilkan energi untuk aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang berasal dari bahan makanan nabati seperti kacang-kacangan, tempe, tahu.
Sedangkan yang berasal dari hewan adalah ikan, ayam, susu serta hasil olahannya. Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ tubuh.
Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi minimal harus berasal dari setiap satu jenis makanan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Prinsip idealnya setiap kali makanan, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah). Dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam termasuk sumber makanan berserat cukup (25 gram/hari) seperti padi-padian, kacang-kacangan, sayur dan buah-buahan dapat mencegah atau memperkecil terjadinya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung.
Cara Kedua :
Konsumsi Makanan sesuai Kebutuhan Tubuh.
Makanlah Makanan untuk memenuhi kecukupan energi. Konsumsi energi yang melebihi mengakibatkan kenaikan berat badan, energi yang berlebih disimpan dalam bentuk lemak dan jaringan tubuh lain. Apabila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan obesitas disertai berbagi gangguan kesehatan seperti penyakit hipertensi, penyakit diabetes melitus, penyakit jantung, dll. Kecukupan masukan energi bagi seseorang ditandai oleh berat badan yang normal. Berat badan merupakan petunjuk yang baik untuk mengetahui keadaan gizi dan kesehatan karena itu lakukan penimbangan berat badan secara teratur.
Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Sumber karbohidrat komplek adalah padi-padian,ubi, jagung, singkong, sagu, dll. Batasi sumber karbohidrat sederhana seperti gula sampai dengan 3 – 4 sdm/hari, karena konsumsi gula yang berlebih akan menyebabkan konsumsi energi yang berlebih dan disimpan dalam jaringan tubuh sebagi lemak, akumulasi dalam waktu lama mengakibatkan obesitas.
Cara ketiga :
Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.
Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E, dan K, serta menambah lezatnya hidangan.
Ditinjau dari kemudahan proses pencernaan, lemak terbagi 3 golongan yaitu lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda yang paling mudah dicerna, lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal yang mudah dicerna, dan lemak yang mengandung asam lemak jenuh yang sulit dicerna.
Makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal umumnya berasal dari makanan nabati, kecuali minyak kelapa . makanan sumber asam lemak jenuh umumnya berasal dari hewan. Mengkonsumsi lemak hewani secara berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner. Namun membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko menderita penyakit jantung koroner, karena lemak ikan mengandung asam lemak omega 3. Asam lemak omega 3 berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pembuluh darah.
Cara keempat :
Konsumsi makanan rendah garam dan Tinggi Kalium.
Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram (1 sendok teh) per hari. Konsumsi natrium yang berlebih terutama yang berasal dari garam dan sumber lain seperti produk susu dan bahan makanan yang diawetkan dengan garam merupakan pemicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi yang merupakan risiko untuk penyakit jantung.
Berbeda halnya dengan natrium, kalium (potassium) merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah.
Dengan demikian, konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium. Rasio konsumsi natrium dan kalium yang dianjurkan adalah 1:1. Sumber kalium yang baik adalah buah-buahan, seperti pisang, jeruk, dan lain-lain. Secara alami, banyak bahan pangan yang memiliki kandungan kalium dengan rasio lebih tinggi dibandingkan dengan natrium. Rasio tersebut kemudian menjadi terbalik akibat proses pengolahan yang banyak menambahkan garam ke dalamnya menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam bahan, sehingga cenderung menaikkan tekanan darah.
Cara kelima :
Hindari Minum Minuman Beralkohol.
Minuman beralkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat gizi lain. Kebiasaan minum minuman beralkohol dapat menghambat proses penyerapan zat gizi dan menghilangkan zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi yang penting bagi tubuh sehingga menyebabkan peminum alkohol dapat menderita kurang gizi. Selain itu itu juga menyebabkan penyakit gangguan hati, kerusakan saraf otak dan jaringan di dalam tubuh.
Selamat melakukan Pola makan bergizi seimbang, dan menikmati hidup sehat.
Korespondensi :
Hera Nurlita, SSiT MKes,
Subdit Bina Gizi Klinik – Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes
Jl. H.R. Rasuna Said, Blok X5 kav. 4-9
Gedung Blok C Lnt 8 R-816
Masukan :
DPP PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia)
Ketua Umum : DR. Drs. Arum Atmawikarta, MPH
Sekertariat : Jl. Hang Jebat III Blok F3, Jaksel
Telp. 021- 7397641 - email : dpp_persagi@yahoo.com
Di setiap Provinsi terdapat DPD Persagi Provinsi
Di Kabupaten terdapat DPC Persagi Kabupaten/Kota
Sumber: www.gizi.net
Langganan:
Postingan (Atom)